Kamis, 14 Desember 2017

makalah semiotika makna dan simbol tarian maena di suku nias


ANALISI SEMIOTIKA MAKNA DAN SIMBOL TARIAN MAENA DI SUKU NIAS
(Kajian Analisis Semiotik Dengan Pendekatan Roland Barthes)



DI SUSUN OLEH :


NAMA                      : TENDES HARTAWATI LAIA
NIM                          : 15120042
PROGRAM STUDY : ILMU KOMUNIKASI
PENELITIAN            : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI II
DOSEN                    : Dr. Retor A. W. Kaligis






STISIP WIDURI
JAKARTA
2017


BAB 1
 PENDAHULUAN


1.     1.  LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah "suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain’’. Komunikasi bisa berlangsung secara verbal dan non verbal, komunikasi secara verbal adalah sebuah bentuk komunikasi atau proses penyampaian sebuah pesan atau informasi yang di lakukan seseorang kepada orang lain menggunakan media lisan atau tulisan dalam menyampaikan pesan tersebut, media yang paling umum di lakukan untuk menyampaikan pesan tersebut adalah bahasa. Dan komuniasi non verbal adalah komunikasi dimana proses penyampaian pesan atau informasi dengan tidak menggunakan kata-kata, non verbal biasanya menggunakan isyarat-isyarat dalam penyampaian seperti bahasa tubuh, espresi wajah,isyarat gerak atau gesture, kontak mata,intonasi suara dan gerak tubuh, seperti dalam halnya penyampaian pesan melaui tari maena di suku nias yang menggunakan komunikasi non verbal. Dalam berbagai kegiatan seni dinyatakan sebagai karya-karya seni rupa dan seni pertunjukan. Dalam bentuk yang bagaimanapun karya seni rupa, musik, tari, drama atau sastra, memiliki corak kehidupan batin manusia yang khas, dengan diberkati kepekaan perasaan estetis yang relatif untuk mengembangkan ide, motif atau tema karya seni selengkapnya.
Berdasarkan pada bentuknya kesenian dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori, yaitu seni rupa (visual art), seni pertunjukan (performing art) dan seni arsitektur . Kesenian dalam perwujudan kultural dengan sangat jelas memperlihatkan keanekaragaman tradisi di tanah air kita. Bisa dikatakan bahwa bukan saja kesatuan-kesatuan etnis-kultural atau suku-bangsa yang mempunyai kesenian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, bahkan terkadang komunitas-komunitas kecil memperlihatkan versi-versi yang berbeda dari  bentuk dan perwujudan tari yang sama.
Secara keseluruhan tari itu dapat dibagi atas tiga kelompok besar , yaitu :1.  Tari sepenuhnya, yang dapat dibagi atas dua golongan, yaitu : a.  yang tak mengandung cerita, b.yang mengandung cerita.2.  Tari yang terpadu dengan unsur seni lain : a.  terpadu dengan dialog, b.  terpadu dengan nyanyian, c. terpadu dengan dialog dan nyanyian. 3. Tari yang terpadu dengan permainan : a. dengan akrobatik, b.dengan demonstrasi kekebalan, c.dengan sulapan seni tari.
Sesuai dengan apa yang kita ketahui bahwa tari merupakan bagian dari kesenian. Tari merupakan gerakan badan (tangan, dsb) yang berirama dan biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian (musik, gamelan dst) . Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya. Kemungkinan-kemungkinan yang demikian itu, menjadikan tari sebagai ciri pokok pada kehidupan agama, masyarakat dan seni dalam kebudayaan pada umumnya dan tari juga selalu di jadikan sebagai penyampaian pesan melalui makna yang terkandung di dalamnya dengan simbol dan tanda.
Ciri khusus tarian Indonesia adalah terikat dengan tanah, posisinya bisa duduk, berlutut,berdiri, membungkuk ataupun setengah membungkuk. Kaki dan tangan serta gerakan badan dan syair sama pentingnya. Untuk mengetahui setiap makna dari setiap gerakan tarian itu perlu penelitian dan ketekunan yang tinggi , seperti halnya tarian maena di suku nias yang memiliki makna dibalik setiap gerakannya yang tidak banyak orang tahu, bahkan orang-orang nias sekalipun jarang yang peduli dengan makna di balik tarian itu sendiri dimana mereka hanya mengikuti dan melakukannya hanya sebagai budaya dan sebagai adat warisan serta sebatas menghargai adat nenek moyang itu sendiri, tanpa peduli sejarah dan asal usul tari itu sendiri dan apa pesan di balik dari tarian itu sendiri baginya dan orang lain.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan mengenai: makna apa yang terkandung dalam tarian maena ?
3.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang makna tarian maena di suku nias yang memiliki banyak jenis tarian unik salah satunya tari Maena.
4.      Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
1.      Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan  sebagai masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang mengadakan penelitian, serta dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk penelitian selanjutnya.
2.      Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga kepada masyarakat suku nias, khusunya anak-anak muda nias, serta pecinta seni dan tari.


A.    Defenisi konsep

·         Gerakan :
 Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan awal. Tari maena menggunakan tiga unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tari maena: garakan badan, gerakan kaki dan tangan. Tarian maena merupakan tarian yang unik karena pembawannya yang bisa di lakukan secara massal.
·         Syair :
Syair ialah jenis puisi melayu lama yang berangkap dan setiap rangkapnya mengandung 4 baris ayat yang kesemuanya membawa makna isi dan maksud. Syair maena atau  fanehe maena yang di lantunkan semua penari sambil menari. Keempat-empat baris itu pula berirama sama.
Syair sering membawa makna isi yang berhubung dengan kias ibarat. Sindiran, nasihat, pengajaran, agama dan juga berasalkan sejarah atau dongeng, dan sesuai dengan tema acara.

·         Tari Maena
Tari maena  adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Tarian ini termasuk jenis tarian rakyat yang dilakukan secara bersama-sama  atau massal. Tari Maena ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara, seperti penyambutan tamu terhormat, pernikahan, dan acara seremonial adat Nias lainnya.
Menurut sejarahnya, Tari Maena ini merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat suku Nias yang sudah ada sejak dahulu kala, dan sudah diwariskan secara turu-temurun hingga sekarang. Sejak dulu tarian ini sering dilakukan sebagai bagian dari seremonial adat masyarakat suku Nias. Kebiasaan tersebut kemudiaan terus berlanjut dan masih sering dilakukan hingga sekarang.
Dalam Tari Maena bisa diikuti oleh para penari pria maupun wanita. Untuk jumlah penari dalam acara seremonial  adat biasanya tidak ditentukan, sehingga bisa diikuti oleh siapa saja. Dalam pertunjukannya, biasanya diawali dengan pantun yang dibawakan oleh Sanutuo Maena (tetua adat/sesepuh suku).  Untuk pantun yang dibawakan biasanya disesuaikan dengan tema acara. Kemudian dilanjutkan dengan syair maena (fanehe maena) yang dilantunkan semua penari sambil menari. Gerakan dalam Tari Maena ini sebenarnya cukup sederhana, sehingga tidak memerlukan latihan khusus untuk melakukannya. Gerakan tersebut meliputi gerakan tangan dan kaki yang digerakan seirama maju mundur, maupun ke kiri dan ke kanan. Sedangkan untuk formasi para penari bisa berbentuk melingkar atau berbaris. Formasi tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.


·         Fungsi tari Maena
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Maena difungsikan sebagai tarian hiburan atau bagian dari prosesi seremonial suatu acara. Bagi masyarakat suku Nias sendiri, tarian ini tentu memiliki makna khusus didalamnya, salah satunya adalah makna persatuan dan kebersamaan. Hal ini juga terlihat dari bagaimana mereka menari dan melakukannya secara bersama-sama dengan penuh suka cita. Semakin banyak yang mengikuti, suasana acara menjadi semakin hangat dan meriah.
·         Pertunjukkan tari Maena
Dalam Tari Maena bisa diikuti oleh para penari pria maupun wanita. Untuk jumlah penari dalam acara seremonial  adat biasanya tidak ditentukan, sehingga bisa diikuti oleh siapa saja. Dalam pertunjukannya, biasanya diawali dengan pantun yang dibawakan oleh Sanutuo Maena (tetua adat/sesepuh suku).  Untuk pantun yang dibawakan biasanya disesuaikan dengan tema acara. Kemudian dilanjutkan dengan syair maena (fanehe maena) yang dilantunkan semua penari sambil menari.
Pertunjukan tari  Maena biasanya di adakan saat-saat:
a)      Pesta pernikahan
b)      Penyambutan tamu (orang berpengaruh seperti bupati, presiden, dan lain-lain sebagainya)
c)      Pesta rakyat
d)     Penyambutan pemimpin baru
e)      Peresmian rumah baru ( biasanya oarang berpengaruh dalam masyarakat)
f)       Mengiring kematian para tetua adat
g)      Dan lain-lain sebagainya.
Setiap Maena yang di bawakan memiliki gaya tari dan gerakan  yang sama yang membedakanya hanyalah syair Maenanya.
·         Pengiring Tari Maena
Dalam pertunjukan Tari Maena pada dasarnya hanya diiringi oleh lagu atau syair yang dilantun oleh para penari. Kemudian para penari menari dengan gerakan yang disesuaikan dengan tempo atau irama lagu tersebut. Namun ada juga beberapa yang diiringi alat musik tradisional Nias, terutama pada acara yang bersifat pertunjukan, agar terlihat semakin meriah dan menarik.
·         Kostum Tari Maena
Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Maena biasanya merupakan busana adat Nias. Namun penggunaan kostum ini juga disesuaikan dengan acara, sehingga ada juga yang menggunakan busana bebas untuk mengikuti tarian ini. Selain itu, karena Tari Maena merupakan tarian suka cita, sehingga para penonton yang tidak menggunakan busana adat pun diperbolehkan untuk mengikutinya.
·         Perkembangan Tari Maena
Dalam perkembangannya, Tari Maena masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu terhormat, pernikahan dan seremonial adat lainnya. Selain itu Tari Maena juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, bahkan promosi pariwisata.

B.     KERANGKA TEORI
Sesuai dengan yang dijelaskan di atas, penelitian ini menggunakan teori “analogi kultural” yaitu teori yang membahas komunikasi non verbal, dari aspek “proxemics dan chronemics”. Mengenai proxemics, Hall mengacu kepada penggunaan ruang sebagai ekspresi spesifik dari kultur. Mengenai Chronemics, Hall mengemukakan bahwa norma-norma waktu ditemukan dalam berbagai kultur dalam bentuknya yang berbeda-beda. Disini, Tari Maena dianggap sebagai ruang atau wadah untuk mengekspresikan suatu kebudayaan yang ada dalam setiap kultur masyarakat khusus nya masyarakat nias. Adapun dalam Tari Maena terdapat sarat akan makna. Sebuah tarian tidak begitu saja diciptakan, namun ada hal-hal yang melatar belakanginya. Dan juga mengandung makna-makna yang dalam serta motivasi.
Pulau Nias yang merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan potensi besar dalam kepariwisataan tentunya menyimpan banyak daya tarik wisata yang dapat dinikmati. Daya tarik yang dimaksud seperti kehidupan masyarakat yang unik, tempat-tempat wisata yang khas, rumah adat Nias sebagai salah satu wujud motivasi serta pesan-pesan. kebersamaan dan rasa gotong royong di masa lampau, berbagai jenis tarian daerah, dan sebagainya.
Sebutan Pulau Nias dalam bahasa Niasnya sering disebut “Tanö Niha” yang artinya “tanah manusia” sedangkan orang Nias sering disebut Ono Niha yang artinya “anak manusia.” Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar masyarakat Nias masih menggunakan bahasa daerah Nias untuk berkomunikasi satu sama lain. Tetapi saat ini, ada banyak kalangan masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam proses berkomunikasi. Kaum muda berada di urutan teratas untuk kebiasaan ini. Menurut pendapat sebagian pihak, berkomunikasi dalam bahasa daerah Nias menimbulkan rasa malu dan dianggap telah ketinggalan zaman. Harus diakui bahwa banyak kebudayaan asli milik Nias telah banyak berubah karena dipengaruhi berbagai penyebab. Modernisasi zaman dengan pengaruh budaya barat merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi.
Selain itu, tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap manfaat budaya turut serta menjadi penyebabnya. Tarian daerah suku Nias adalah salah satu hasil budaya yang seyogianya pada masa lampau dapat diperankan oleh setiap orang terutama kaum muda, akan tetapi di masa sekarang ini telah jauh berbeda dan menunjukkan tingkat kemunduran. Tari Maena dan Tari Moyo adalah salah satu di antaranya. Tari Maena adalah tarian kolosal yang penuh sukacita. Tari Maena seringkali menjadi pertunjukkan hiburan ketika Suku Nias menyelenggarakan pesta pernikahan adat. Tari Maena yang merupakan milik seluruh masyarakat Nias menggambarkan suatu simbol untuk memuji mempelai laki-laki dan keluarganya. Tarian ini sangat simpel dan sederhana, tetapi mengandung makna kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan. Tari Maena tak kalah menarik dengan tarian-tarian lain yang ada di Nusantara. Gerakannya yang sederhana membuat hampir semua orang bisa melakukannya. Kendala dan kesulitan yang dihadapi mungkin terletak pada rangkaian pantun-pantun Maena yang harus disesuaikan.
 Rangkaian pantun-pantun Maena biasanya dikenal dalam bahasa Nias sebagai “fanutunö Maena.” Lain halnya dengan Tari Moyo yang diperankan oleh kaum perempuan. Nama tari “Moyo” yang dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia yakni “Elang” merupakan suatu tarian yang khas dengan gerakan gerakan lincah dan lemah gemulai. Tetapi di balik gerakan tersebut tersirat makna kegagahan seperti burung elang itu sendiri. Hal ini menyimbolkan bahwa orang Nias gagah berani terutama dalam menghadapi musuh. Makna lain adalah kewibawaan dan sikap optimis yang dapat kita amati ketika burung elang menerkam mangsa. Tidak ada sikap keraguan dalam benaknya, dan hal ini dimaknai juga bahwa orang Nias memiliki sikap optimis dan sekali maju tetap maju. Tari Moyo ini awalnya begitu populer di mata masyarakat karena kaum perempuan Nias yang beranjak dewasa sangat senang mempelajarinya. Tetapi keadaan berbanding terbalik justru terjadi saat ini. Tingkat minat masyarakat melakonkan Tari Moyo yang sangat rendah, perhatian pemerintah daerah yang sangat kurang adalah faktor-faktor penyebabnya. Padahal sebenarnya, kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk proses sosialisasi dan pengenalan ke dunia internasional.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori interaksionalisme simbolik. Perspektif interaksional menonjolkan keagungan dan nilai individu diatas segala pengaruh yang lainnya. Manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan, masyarakat dan buah pikiran yang di sampaikan melalui simbol, tanda dan makna secara nonverbal. Tiap bentuk interaksi sosial itu dimulai dan berakhir dengan mempertimbangkan diri manusia. Selain itu prose sosial dari penunjukan diri dan pengambilan peran itu memungkinkannya untuk saling berinteraksi dan bertindak yang dilakukan oleh para anggota yang dapat ditentukan dari wujud kelompok.
Pada waktu individu ini mengambil perannya, ia dapat mengizinkan orang lain untuk mengarahkan tindakan individunya sehingga sebagai hasilnya, tindakan beberapa orang atau lebih menjadi saling terstruktur satu dengan yang lainnya untuk membentuk tindakan kelompok: yakni individu pengambil peran menyelaraskan tindakannya dengan tindakan orang lainnya. Dengan cara ini maka tindakan yang berbeda-beda oleh individu yang berlainan terorganisasikan dalam suatu kolektifitas sosial yang tampak dengan nyata pada para warga yang bukan anggotanya sebagai seperangkat tindakan yang terorganisasi untuk membentuk tindakan kolektifitas tertentu. Tindakan kelompok tersebut, berbeda dari tindakan individu yang membentuknya, karena pengorganisasiannya. Pandangan ini konsisten dengan ungkapan yang menyatakan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.

C.     MODEL PENELITIAN
Model Analisis Semiotik Signifikasi Dua Tahap Roland Barthes
·         SIGNIFIER            
           (PENANDA)
·         SIGNIFIED
             (PETANDA)
·         DENOTATIVE SIGN
             (TANDA DENOTATIVE)
·         CONOTATIVE SINGIFIER
             (PENANDA KONOTATIF)
·         CONOTATIVE SIGNIFIED   (PENANDA KONOTATIF)
·         CONOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)


D.    BATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang tari di suku nias yang unik dan banyak tetapi penulis hanya mendalamkan penelitian dengan mencari makna pesan yang terdapat dalam tari Maena khususnya, meskipun beberapa tari di bahas tetapi penulis hanya fokus pada satu tari saja yaitu tari Maena, apa pesan yang terkandung di dalam tari tersebut dan makna nya.jadi yang di teliti adalah :
1)      Unit analisis
Unit analisisnya adalah pesan-pesan yang akan diteliti melalui analisis isi. Pesan yang dimaksud berupa makna gerakan dan syair dalam Tari Maena di suku Nias.
2)      Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Nias kecamatan Telukdalam, Kabupaten Nias selatan, provinsi Sumatra Utara.
3)      Tahapan-tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Mencari topik yang menarik
Setelah melakukan beberapa tindakan dan mencari judul melaui internet dan pengalaman sebagai orang nias dan dulu sempat suka terjun dengan tarian di nias, peneliti mengumpulkan hal dari eksplorasi untuk memilih salah satu topik yang menarik untuk diteliti. Akhirnya peneliti memutuskan memilih topik tentang Analisi semiotika makna makna dan simbol gerakan dan syair dalam Tari Maena.
2)      Membuat pertanyaan penelitian yang menarik
Dalam proses ini, peneliti mencoba mencari pertanyaan semenarik mungkin tentang Tari Maena. Seperti : bagaimana asal-usul Tari Maena? Apa fungsi Tari Maena? Apa saja aspek dalam Tari Maena? Dan apa makna semiotika dari Tari Maena (gerakan dan syair)?
3)      Alasan topik dipilih
Peneliti memilih Tari Maena sebagai obyek penelitian karena tari Maena merupakan tarian khas daerah Nias yang mempunyai keunikan tersendiri dalam setiap gerakan dan syairnya yang di lakukan secara massal dan tanpa membatasi umur.
-  Merumuskan penelitian dengan mempertimbangkan topik, tujuan dan alasan mengapa topik diputuskan untuk dikaji.
- Dalam pengolahan data ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif interpretative dengan analisis semiotika.
- Tahap klasifikasi data
- Identifikasi data : yaitu penetapan dan penentuan tentang Tari Maena pada kelompok Tari maena yang akan diteliti. Akan tetapi yang ditekankan pada penelitian ini yaitu makna gerakan yang disertai dengan identifikasi petanda lain seperti, iringan musik dan syair (audio) yang dilantunkan dalam Tari Maena dengan pertimbangan sesuai rumusan masalah.
- Menetapkan pola semiosis dengan mempertimbangkan hierarki, sekuen ataupun pola semiosis serta kekhasan gerakan yang terdapat dalam Tari Maena.
Dengan artian data yang sudah diidentifikasi, yaitu gerakan (visual) dan syair (audio) dalam Tari Maena akan dipaparka oleh peneliti dengan jelas, dan sesuai dengan metode yang sudah dipilih dan ditetapkan oleh peneliti, yaitu dengan analisis semiotika Roland Barthes.






E.     METODE PENELITIAN
Untuk memudahkan pembuatan penilitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, antara lain:
a)      Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradikma kritis yang mendefinisikan ilmu social sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkapkan kenyataan dibalik ilusi,false need yang dinampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk suatu keadaan sosial agar dapat memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia.
Paradigma kritis merupakan suatu cara pandang terhadap realitas sosial yang senantiasa diliputi rasa curiga dan kritis terhadap realitas tersebut. Selain itu dalam melihat realitas, yang dilakukan adalah melihat dalam konteks kesejarahannya (historis). Karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengungkapkan makna gerakan dan syair Maena yang terdapat dalam seni.
Adapun jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya, lebih pada kedalaman dari pada keluasan. Dan data yang digunakan merupakan data kualitatif, yaitu data yang tidak menggunakan angka-angka. Penelitian ini bersifat deskriptif interpretative dengan menggunakan jenis telaah Semiotik Kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu khususnya nias.
Tari Maena merupakan sebuah tarian yang dalam setiap gerakannya berisi tanda-tanda atau simbol bagi masyarakat Nias . Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah interaksi analisis simbolik berdasarkan atas konsep Herbert Blumer dengan menafsirkan gerak dan tindakan sesuai dengan arti.

b)      Penelitian Kepustakaan (Library Research)
 Adalah penelitian untuk mendapatkan sumber informasi menyangkut Tari Maena melalui data-data dari buku atau tulisan lainnya yang mendukung pembahasan.

c)      Penelitian Lapangan (Field Research)
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan sumber informasi berhubung terkait dengan objek kajian Tari Maena. Informasi didapat dengan cara melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait, kepada kepala adat, para tetua susku nias, masyarakat dan anak muda, dan tokoh-tokoh terkait yang mengerti seluk beluk tentang tarian.


F.      Teknik penarikan sampling
Dalam penelitian ini penulis memakai teknik penarikan Purposive Sampling Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kenapa saya mengambil purposive sampling karana penentuan sampelnya dengan menggunakan pertimbangan tertentu, contohnya untuk meneliti suatu kualitas makanan maka sampel yang di ambil adalah orang yang ahli dalam makanan, seperti halnya dalam penelitian  ini untuk melakukan penarikan sampling makna tari Maena, maka sampel sumber datanya adalah ahli adat dalam tari Maena.  Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

G.    Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena sangat mempengaruhi hasil akhir penelitian dan kebenaran data yang didapat. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara melalui dokumentasi, wawancara, serta observasi.
a.       Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada buku, foto, laporan penelitian, majalah, surat kabar, situs internet dan sebagainya yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Adapun sumber data yang diperoleh adalah:
b.      Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara menggali informasi dari seseorang yang dapat dijadikan sumber terpercaya. Adapun penggunaan wawancara dalam penelitian ini bertujuan agar data yang dikumpulkan menjadi berkembang, dan memperjelas data yang diperoleh dari cara dokumentasi.
c.       Observasi merupakan teknik yang dilakukan peneliti dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas keseharian subyek yang diteliti untuk mendekatkan diri antara peneliti dan yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan observasi terhadap tetua adat dan para sanggar budaya di Nias 

H.    Teknik analisis data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting selain pengumpulan data, karena proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Adapun jenis penelitian analisis semiotika, menggunakan model Roland Barthes, yaitu model sistematis dalam menganalisis makna dengan tanda-tanda. Focus perhatiannya tertuju pada signifikasi dua tahap:
a.       Signifikasi pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified.Dalam sebuah tanda tahap realitas eksternal Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna penting nyata dari sebuah tanda. Sedangkan
b.       signifikasi tahap kedua yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya, disebut sebagai konotasi.
I.       Teknik keabsahan data
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keabsahan data penelitian kualitatif. yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan  dan sumber data penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi  penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara untuk meningkatkan  keabsahan data penelitian kualitatif, yaitu: kredibilitas, transferabilitas dan konfirmitas.
a.       Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
-          Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
-          Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
-          Triangulasi, Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
-          Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
-          Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
b.      Transferabilitas
Yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada tingkat konsistensi peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
c.       Konfirmabilitas
Yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Dalam penelitian ini peneliti memperhatikan nilai-nilai subjektifitas dan sumber data yang dapat di pertanggung jawabkan olah peneliti. Melalui observasi, wawancara.
J.       Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. 
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630 bahwa metode penelitian adalah cara yang dugunakn oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitasyang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannyalebih mudah, dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat,lengkap, dan sistematis sehinggalebih mudah diolah.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya. 
Menurut Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument yang namanya sama dengan metodenya,antarlain adalah:
1)      Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
2)      Instrument untuk metode angaket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner
3)      Instrument untuk metode observasi adalah chek – list
4)      Instrument untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau dapat juga chek – list
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengungkap berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan berbagai cara dan metode  agar proses ini berjalan secara sisitematis dan lebih dapat dipertanggung jawabkan kevaliditasnya. Dalam penelitian peneliti menggunakan instrumen untuk metode observasi, dengan wawancara dan foto sebagai dokumentasi.



















DAFTAR PUSTAKA
Teori komunikasi W. Littlejohn. Stephen dan A. Foss. Karen
Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D  Prof.Dr. Sugiyono penerbit ALFABETA
www.pengertian teori semiotika
Model Analisis Semiotik Signifikasi Dua Tahap Roland Barthes
Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument penelitian
www.teori simbolik