Selasa, 17 Januari 2017

GADIS CANTIK PENJUAL CABE INI TERNYATA LULUSAN MANAJEMEN EKONOMI

JANGAN MENYERAH!TIDAK ADA KATA MALU UNTUK SUKSES. MESKI LULUSAN EKONOMI DAN BEKERJA DIKANTOR GADIS INI TIDAK MALU BERJUALAN DI PASAR.
lahusa,27 desember 2016, kec.lahusa, kab.Nisel                                                      
kisah nyata hidup seorang gadis bernama Merisati laia (27).
lahir dari keluarga yang sangat sederhana, bersaudara enam orang dan menjadi anak yang tertua bukanlah hal yang menguntungkan selamanya, hal ini di rasakan olehnya.
lahir ditengah keluarga yang sangat sederhana bukanlah mimpi indah baginya, ayah seorang petani dan ibu seorang petani juga itulah yang dia miliki, seiring waktu diapun mulai bertumbuh dewasa semasa kecil dia sudah harus merasakan sakit disaat umurnya 5 thn dia sudah harus membantu ibu berjualan yang jaraknya dari rumah sekitar 120 km dengan berjalan kaki dan memikul beban beras sebanyak 8 kg.
seiring waktu diapun mulai tumbuh bersama-sama adek-adeknya dan saai itu juga waktunya berumur 12 thn mereka harus berpisah dengan orangtua mereka, lantaran ibu dan ayahnya pergi mencari kehidupan baru dengan merantau dan merekapun tinggal dengan adiknya bapak mereka saat itu dia di tinggalkan bersama 2 org adeknya yang satu berumur 10 dan yg satu 8 thn, saat itulah mulai dimulai penderitaan mereka, tiap hari mereka bekerja sebelum berangkat sekolah dan sesudah sekolah, dan hanya makan nasi bila mereka ada kiriman dari orang tuanya. dan itupun hanya sekali sehari dan selebihnya mereka harus makan singkong. bertahun-tahun mereka lewati dengan penuh sakit dan harapan untuk cepat bersama dengan keluarganya. Dan hal itupun terwujud dan saat itu dia lulus smp dan melanjut di tempat org tuanya berada di perantauan, pekerjaan kecil sampai yang besar dia lakukan tanpa mengeluh karena dia memiliki cita-cita tinggi dan ingin menjadi orang sukses kelak. Meski kadang dia berpikir itu tidak bisa. untuk membantu keuangan orang tuanya dan pembayaran SPPnya diapun bekerja dirumah orang, setelah dia tamat sma ada niat ingin melanjut keperguruan tinggi namun di keluarganya besarnya, perempuan tidak diinginkan untuk sekolah tinggi, karena yang berhak hanyalah laki-laki, namun itu tidak dia jadikan halangan untuk mematahkan semangatnya, dia tidak perna malu membantu ibunya untuk berjualan dan membantu mendirikan tenda jualan misop ibunya dipagi hari dan menggulungnya di sore hari. pekerjaan itu dilakukan dari kelas satu SMA sampai sekarang.
 karena keinginan yang tinggi diapun berkata untuk melanjutkan pendidikannya di stie gunungsitoli meski dia tau orang tuanya tidak memiliki uang tp satu hal yang membuat dia kuat bahwa tidak ada yang tidak mungkin, dia mengatakan kepada ayah dan ibunya untuk kuliah dan siap tinggal dirumah orang meski itu dia harus menjadi pembantu atau malah hanya sebulan dia kuliah. yang penting dia bisa merasakan yang namanya bangku kuliah. singkat cerita diapun mendaftar di perguruan tinggi di nias selatan dan tinggal di rumah saudara, di situ dia merasakan yang namanya sakit dan duka, tertekan dan tidak dianggap sama sekali dia tidak perna mengeluh meski pagi dia bangun menyiram tanaman, menyiapkan makanan dan menyuci sebelum dia kuliah.  kewajiban itu dilakukan nya dengan baik karena dia tau meski ia mengeluh ia tidak akan mendapat apapun setidaknya dengan dia tetap disitu dia dapat membantu orang tuanya dalam hal uang kost. waktu berlalu dan hari berganti bulan dan tahun akhirnya diapun lulus dan menyandang gelar sarjana SE. dia sangat bahagia dan orangtuanyayg tak perna berpikir sampai kesana, dan dia mulai berubah, bekerja sebagai staff di BUMD dan akhirnya kantor bupati sampai akhirnya kehidupan keluarganyapun beransur-ansur membaik satu persatu adeknya sekolah dengan bantuan dia. dia memiliki hati yang baik meski kadang kala katanya kasar tapi dia memiliki hati yang sangat peka, senin sampai jumaat dia masuk kantor dan sabtunya dia membantu keluarganya dengan berjualan cabe dipasar. memang bukan hal yang gampang bagi perempuan sekarang berjualan dipasar apa lagi dengan gelar yang sudah mereka peroleh namun dia tidak perna berpikir demikian karena dia sadar dia sukses karena orang tuanya.

satu hal yang masih aku ingat
"tidak ada kata malu untuk menjadi sukses, dan tidak ada usaha yang sia-sia"
merisati laia

1 komentar:

  1. Smoga menjadi berkat bagi kluarganya terutama adek2nya dan bagi org lain jg dimanapun kamu ada.

    BalasHapus